Kata ‘Gigil’ Masuk Kamus Oxford, Pernah merasa gemas tiada tara saat melihat keponakan bayi atau video kucing lucu di media sosial? Kini, perasaan itu punya padanan resmi dalam bahasa Inggris: gigil.
Bahasa Indonesia kembali mencatatkan prestasi internasional setelah kata ‘gigil’ resmi masuk ke dalam Kamus Oxford. Kata yang sering digunakan untuk menggambarkan perasaan gemas, terpikat, atau marah ini kini telah diakui sebagai bagian dari kosakata global. Keputusan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi bahasa Indonesia, tetapi juga menunjukkan betapa berkembangnya pengaruh budaya Indonesia di dunia internasional.
Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai makna kata ‘gigil’, proses masuknya kata ini ke dalam Kamus Oxford, serta dampak dari pengakuan ini terhadap bahasa Indonesia dan budaya global.
Makna dan Penggunaan Kata ‘Gigil’
Secara harfiah, gigil dalam bahasa Indonesia merujuk pada kondisi gemetar atau bergetar yang terjadi karena kedinginan atau perasaan marah. Namun, dalam konteks sehari-hari, kata ‘gigil’ sering digunakan untuk menggambarkan perasaan gemas atau terpikat terhadap sesuatu yang sangat lucu atau menggemaskan. Misalnya, seseorang bisa merasakan “gigil” saat melihat bayi yang imut atau hewan peliharaan yang sedang berperilaku lucu.
Contoh Penggunaan Kata ‘Gigil’
-
“Lihat deh, anak itu lucu banget, bikin aku gigil!”
-
“Gigil rasanya melihat kucing peliharaanmu tidur dengan posisi yang lucu.”
-
“Aku jadi gigil setiap kali dia memberikan senyuman itu.”
Kata ini menjadi semakin populer, terutama di media sosial, di mana orang sering berbagi momen-momen lucu yang dapat menimbulkan perasaan gemas atau terpikat. Kata ‘gigil’ dengan demikian telah melampaui batasan geografis dan mulai diterima dalam percakapan internasional.
Proses Masuknya Kata ‘Gigil’ ke Kamus Oxford
Kamus Oxford, sebagai salah satu kamus paling bergengsi di dunia, dikenal dengan upayanya untuk selalu memperbarui dan menambahkan kata-kata yang mencerminkan perubahan zaman, budaya, dan interaksi lintas negara. Untuk sebuah kata bisa diterima dalam Kamus Oxford, kata tersebut harus memenuhi beberapa kriteria utama, antara lain:
Frekuensi Penggunaan
Kata tersebut harus sering digunakan oleh banyak orang dalam berbagai konteks komunikasi, baik lisan maupun tulisan.
Relevansi Budaya
Kata tersebut harus mencerminkan aspek budaya tertentu yang memiliki pengaruh luas di masyarakat global.
Diterima secara Internasional
Kata tersebut harus dipahami dan digunakan oleh banyak orang dari berbagai negara, baik dalam bahasa aslinya maupun dalam penerjemahan.
Dengan semakin populernya kata ‘gigil’ di media sosial dan dalam percakapan sehari-hari, kata ini akhirnya diakui sebagai bagian dari kosakata global. Pengakuan ini bukan hanya menunjukkan keunikan bahasa Indonesia, tetapi juga betapa dinamisnya pengaruh budaya Indonesia di dunia digital saat ini.
Gigil: Simbol Kegemasan dan Ekspresi Emosi Universal
Kata ‘gigil’ mencerminkan ekspresi kegemasan yang sangat universal, sesuatu yang bisa dirasakan oleh hampir semua orang, terlepas dari latar belakang budaya. Dalam banyak budaya, terdapat rasa gemas atau terpikat terhadap hal-hal yang lucu, imut, atau menggemaskan, namun tidak ada kata yang sepadan dengan kata ‘gigil’ dalam bahasa Inggris atau bahasa lainnya. Ini menunjukkan bagaimana bahasa Indonesia memiliki cara unik dalam menggambarkan perasaan yang sering kali sulit diungkapkan dengan satu kata.
Proses masuknya kata ‘gigil’ ke dalam Kamus Oxford juga menandakan bahwa pengaruh budaya Indonesia semakin meluas. Dengan adanya media sosial dan interaksi digital antarbangsa, budaya dan bahasa Indonesia, termasuk bahasa gaul dan ungkapan-ungkapan unik, semakin dikenal di dunia internasional.
Dampak Pengakuan Kata ‘Gigil’ pada Bahasa Indonesia
Masuknya kata ‘gigil’ ke dalam Kamus Oxford membawa dampak positif bagi bahasa Indonesia, khususnya dalam konteks globalisasi bahasa. Beberapa dampak penting yang bisa dilihat dari pengakuan ini adalah:
Peningkatan Pengakuan Global terhadap Bahasa Indonesia
Dengan diakuinya kata ‘gigil’, bahasa Indonesia mendapatkan tempat yang lebih besar dalam percakapan internasional. Hal ini membuka peluang lebih luas bagi komunikasi lintas budaya dan memperkenalkan Indonesia sebagai negara dengan kekayaan bahasa yang unik.
Pengaruh Budaya Indonesia di Dunia
Kata ‘gigil’ adalah contoh bagaimana kekayaan budaya Indonesia dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman dunia tentang perasaan manusia. Ketika suatu kata dari budaya tertentu diakui secara internasional, itu menunjukkan bagaimana budaya tersebut memiliki pengaruh terhadap persepsi global.
Keterbukaan terhadap Kosakata Baru
Masuknya kata ‘gigil’ juga menandakan bahwa bahasa adalah entitas yang dinamis dan terus berkembang. Kamus Oxford semakin terbuka terhadap kosakata baru yang mencerminkan perubahan budaya, tren sosial, dan perkembangan teknologi.
Peningkatan Rasa Bangga terhadap Bahasa Indonesia
Bagi masyarakat Indonesia, ini adalah penghargaan besar terhadap bahasa mereka. Kata yang sederhana namun sangat mengena dalam kehidupan sehari-hari kini mendapat pengakuan internasional, yang pada gilirannya meningkatkan rasa bangga terhadap bahasa ibu dan warisan budaya yang ada.
Gigil dalam Media Sosial dan Budaya Populer
Di era digital ini, kata ‘gigil’ semakin banyak digunakan di media sosial sebagai bentuk ekspresi kekaguman terhadap hal-hal yang lucu atau menggemaskan. Beberapa influencer, selebritas, dan netizen sering menggunakan kata ini saat membagikan video atau gambar hewan peliharaan, bayi, atau kejadian lucu lainnya. Keberadaan memes dan konten viral yang melibatkan kata ‘gigil’ telah membantu memperkenalkan kata ini lebih luas lagi, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain.
Kesimpulan
Kata ‘gigil’ yang kini telah resmi masuk dalam Kamus Oxford adalah simbol dari kegemasan yang melampaui batasan bahasa dan budaya. Pengakuan ini tidak hanya memperkaya kosakata global, tetapi juga mencerminkan pengaruh budaya Indonesia yang semakin diakui dunia. Dengan semakin terbukanya dunia terhadap keberagaman bahasa, kata ‘gigil’ menjadi contoh betapa pentingnya bahasa sebagai wadah ekspresi emosi universal.
Ke depannya, semakin banyak kata-kata unik dari bahasa Indonesia yang dapat mencuri perhatian dunia, memperkaya kosa kata global, dan menunjukkan bagaimana bahasa Indonesia berkontribusi pada kekayaan linguistik dunia.