Warga Palestina, Pemerintahan Amerika Serikat (AS) dikabarkan akan memindahkan hingga 1 juta warga Palestina dari Jalur Gaza secara permanen. Libya disebut jadi tujuan relokasi tersebut. Dua orang sumber mengatakan pemerintah Donald Trump juga telah berdiskusi dengan para pemimpin Libya. AS menjanjikan dana miliaran dolar yang sempat dibekukan selama satu dekade karena mau menampung warga Palestina.
Belakangan ini, muncul kabar mengejutkan tentang rencana mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang diklaim ingin memindahkan 1 juta warga Palestina ke Libya. Informasi ini memancing kontroversi dan memperuncing perdebatan global mengenai konflik Israel-Palestina yang belum juga menemui titik damai.
Latar Belakang Isu Pemindahan Warga Palestina
Isu ini pertama kali mencuat dari laporan-laporan yang bersumber pada dokumen rahasia atau testimoni pejabat anonim. Menurut beberapa sumber, selama masa pemerintahannya, Donald Trump sempat mempertimbangkan opsi “relokasi besar-besaran” warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara lain seperti Mesir atau Libya.
Rencana ini kabarnya muncul sebagai bagian dari strategi damai alternatif yang lebih menguntungkan Israel. Namun, belum ada bukti konkret bahwa rencana pemindahan 1 juta warga Palestina ke Libya ini pernah mencapai tahap implementasi resmi.
Reaksi Dunia Internasional
Rencana pemindahan warga sipil dalam skala besar ini dikecam luas oleh berbagai organisasi internasional. Amnesty International dan Human Rights Watch menyebut langkah semacam itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia, dan bertentangan dengan hukum internasional.
Pemerintah Libya sendiri belum pernah secara resmi menerima atau menyetujui rencana seperti ini. Negara tersebut masih bergulat dengan konflik internal, menjadikannya lokasi yang sangat tidak ideal untuk relokasi pengungsi.
Trump, Palestina, dan Konflik Timur Tengah
Selama menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump dikenal dengan pendekatannya yang sangat pro-Israel. Ia memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, mendukung perluasan permukiman Israel di Tepi Barat, dan meluncurkan rencana “Deal of the Century” yang dinilai sangat tidak menguntungkan pihak Palestina.
Munculnya isu Donald Trump ingin memindahkan warga Gaza ke Libya menambah daftar kebijakan kontroversial yang dikaitkan dengan mantan presiden tersebut dalam konteks Timur Tengah.
Kesimpulan
Hingga saat ini, tidak ada bukti resmi yang mengonfirmasi bahwa Donald Trump benar-benar memerintahkan pemindahan 1 juta warga Gaza ke Libya. Meski demikian, wacana ini tetap mengundang perhatian karena menunjukkan betapa kompleks dan sensitifnya persoalan Palestina di mata dunia internasional.